Kamis, 29 Agustus 2013

CERITA MANUSIA HANTU DARI KALIMANTAN TENGAH

Dahulu kala, di Baras Semayang hiduplah sebuah keluarga yang memiliki seorang anak gadis bernama Tapih. Suatu hari, Saat Tapih mandi di sungai, tiba-tiba topi tanggul dareh (topi yang tepinya lebar dan khusus dipergunakan pada upacara khusus) miliknya dihempaskan angin kencang dan jatuh di sungai. Topi itu kemudian terbawa arus sungai yang cukup deras.
Karena topi itu dianggap bukan sembarang topi, maka Tapih dan orang tuanya menyusuri setiap desa yang terletak di sepanjang sungai Rungan untuk mencarinya.
Ditanyainya setiap orang desa yang ditemui, namun mereka tak ada yang mengetahuinya. Akhirnya, Tapih dan orang tuanya tiba di desa Sepang Simin dan menemukan kembali topi  itu. Ternyata topi  itu dipungut oleh seorang pemuda bernama Antang Taung. Orang tua Tapih menghadiahi pemuda itu emas, namun Antang Taung menolaknya. Sebagai gantinya, ia meminta Tapih untuk dijadikan istrinya. Permintaan itu di setujui oleh orang tua Tapih.
Tak lama kemudian, Antang dan Tapih dinikahkan di desa Baras Semanyang. Menurut adat setempat, sepasang mempelai baru harus berdiam di rumah kedua orang tua masing-masing secara berfiliran. Mereka merasa sangat berat untuk memenuhi adat ini karena diantara kedua desa mereka terdapat hutan yang cukup lebat.
Untuk pemecahan masalah itu, diputuskan membuat jalan yang dapat menghubungken kedua desa tanpa melalui hutan tersebut.  Pembuatan jalan di mulai dari Baras Semayang. Pekerjaan mereka mulanya mengalami gangguan makhluk gaib. Setiap kali pekerja pulang, gubuk tempat mereka beristirahat telah dimasuki orang dan bekal makanan mereka dicuri.
Hingga suatu hari, mereka menemukan akal. Mereka berbuat seolah-olah meninggalkan gubuk untuk bekerja, tetepi sebenarnya mereka bersembunyi di balik semak yang tak jauh dari tempat itu. Dari tempat persembuyian itu , mereka dapat melihat seekor binatang angkes (sejenis landak) sedang menaiki tangga gubuk. Setelah masuk kedalam, binatang itu menggoyang-goyangkan tubuhnya, dan secara ajaib berubah menjadi seorang pemuda yang tampan.
Melihat hal itu para pekerja segera meringkus dan berhasil menangkapnya. Ia minta ampun agar dilepaskan, jika ia dilepaskan ia berjanji akan membantu para pekerja membuat jalan. Akhirnya permintaan itu diluluskan. Anehnya, pemuda jelmaan binatang angkes tadi berhasil menyelesaikan pembuatan jalan yang cukup panjang hanya dalam waktu tiga hari. Mengetahui akn hal itu Tapih dan suaminya sangat kagum kepada pemuda jadi-jadian itu dan mereka mengambilnya sebagai anak angkat. Kini, dengan adanya jalan itu, suami istri itu dapat mondar mandir kedesa masing-masing dengan mudah tanpa harus melewati hutan yang cukup lebat itu.
Beberapa waktu kemudian Tapih pun mengandung. Saat itu mereka berada di desa Sepang Simin. Calon ibu muda itu mengidam ingin makan ikan, maka Antang Taung segera pergi kesungai untuk menangkap ikan. Saat itu ia mendapat hasil cukup lumayan. namun,ketika ia akan mendarat ke desa dengan biduknya,tiba-tiba turun hujan besar. Dengan tergesa –gesa ia lari pulang,dan tanpa ia sengaja telah meninggalkan seekor ikan tomang di dalam perahunya.
Keesokan harinya,ketika ia kembali ke perahu untuk mengambilnya ,ternyata ikan itu telah lenyap. Sebagai gantinya , ditempat itu terbaring seorang bayi perempuan. Anak itu kemudian di bawa pulang oleh Antang Taung dan anak itu kemudian diangkat menjadi anak angkat mereka. Anehnya, bayi perempuan temuan mereka itu tumbuh dengan cepatnya. Dalam waktu beberapa bulan saja ia sudah menjadi seorang gadis dewasa yang cantik. Gadis jelmaan ikan tomang itu kemudian jatuh cinta pada pemuda jelmaan binatang angkes. Dan keduanya kemudian dikawinkan. Mereka menjadi suami istri yang bahagia.
Tak lama kemudian mereka melahirkan seorang anak laki-laki. Akan tetapi, anak itu mati tak lama setelah lahir. Betapa sedih kedua manusia jelmaan binatang itu. sKesedihan lain pun muncul. Beberapa hari kemudian saudara laki-laki angkat mereka, yakni putera Tapih dan Antang Taung juga meninggal. Menurut adat, orang yang meninggal harus dilakukan dua kali upacara kematian, sebelum arwahnya dapat menuju ke Lewu Tatau (Sorga orang Dayak Ngaju). Pada upacara pertama jenazah dikebumikan dan pada upacara kedua, jenazah yang sudah tinggal tulang belulang itu dibakar. Hal ini dimaksudkan untuk membebaskan roh seseorang dari badan kasarnya untuk selama-lamanya. Sifat upacara ini mewah sekali dan disebut dengan nama Tiwah.
Ketika mendengar bahwa saudara angkatnya hendak di tiwahkan, suami istri jelmaan binatang itu ingin juga agar anaknya yang telah meninggal dibakar dalam upacara tersebut. Niat itu sangat di tentang oleh Tapih dan Antang Taung, tapi mereka tak menghiraukan dan bersikukuh dengan niat itu.
Dan terjadi sesuatu yang menghebohkan ketika kuburan anak suami istri jadi-jadian itu di gali. Ternyata yang tinggal bukan tulang belulang manusia melainkan tulang belulang binatang dan ikan. Kejadian itu membuat malu besar pada kedua suami istri asal binatang itu, sehingga akhirnya mereka menyinkir dari desa Sepang Simin dan membangun sebuah desa di hutan belantara. Didesa itu mereka kemudian berkembang biak menjadi suatu keluarga besar. Keturunannya kemudian dikenal dengan sebutan Hantuen.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, orang hantuen yang asli sudah tidak ada. Yang ada hanyalah keturunannya yang sudah kawin dengan manusia biasa. Orang yang memiliki darah hantuen dipercaya akan memiliki kemampuan untuk mengubah diri menjadi hantu jadi-jadian (hantuen). Pada siang hari mereka akan menjadi manusia biasa, tetapi pada malam hari mereka akan mengubah dirinya menjadi hantu tanpa tubuh yang gemar menghisap darah.

SEJARAH PERJUANGAN MISTIK RAKYAT KALSEL

Sejarah Perjuangan dan Mistik di balik Kisah Heroik Perjuangan Rakyat Kandangan, Kalsel

Pada Era Revolusi fisik di Kalimantan selatan, tapatnya di kota Kandangan atau Kab.Hulu Sungai Selatan menyimpan sejarah besar perjuangan rakyat dan pasukan Militer ALRI beserta sejarah Mistik daerah tersebut dan sebuah kampung yang tak pernah dapat di jajah oleh belanda.
Pada waktu penjajahan Kolonial Belanda di Tanah air, pada era revolusi fisik, kota Kandangan adalah salah satu kota Kolonial belanda, atau keresidenan belanda di Kalimantan Selatan. Di kota itu lah pernah terjadi pertempuran dahsyat antra Penjajah Belanda dengan ALRI beserta rakyat kandangan yaitu pertempuran “garis demarkasi”. Di sebuah desa bernama Karang Djawa  adalah saksi bisu pertempuran dahsyat tersebut, pertempuran memperebutkan Batas Garis demarkasi (garis batas kekuasaan Belanda).
Di mana para pejuang-pejuang ALRI dan Rakyat kandangan dengan gigih melawan belanda, salah satu pejuang DIVISI IV ALRI Kalimantan Selatan yang mungkin di kenal namanya ialah “Brigjend.H.Hassan Basry” yg mendapat julukan bapak gerilya Kalimantan ini adalah pencetus Strategi perang gerilya yang akhirnya berhasil menepuk mundur dan menewaskan banyak tentara di pihak belanda. Terlepas dari semua itu para pejuang dan warga desa karang jawa dan sekitarnya tidak hanya bermodal tenaga fikiran dan strategi saja, mereka juga mempunyai sebuah “syarat”,dan memakai sesuatu yg bersifat magis untuk melindungi dirinya, seperti halnya ilmu kekebalan, dll  yg dapat melindungi diri mereka dari senjata para penjajah.




Baju di atas adalah “baju ba wafaq/ rajah” milik seorang komandan pasukan ALRI yaitu Samideri Dumam (masih kakek/ saudara dari nenek  penulis) yang di fungsikan beliau pada masa revolusi fisik pertempuran garis demarkasi desa karang djawa, baju tersebut berfungsi untuk (kekebalan) dari sejata tajam maupun peluru dari senjata api para penjajah. Dan pernah dari kesaksian nyta orang2 tua, beliau pernah beberapa kali menahan tembakan peluru yang di tujukan kepada beliau. Dan Akhirnya beliulah orang yg paling banyak mebunuh dan membantai belanda Pada saat itu di samping itu beliau juga  menguasai beberapa Ilmu kedigdyaan lainnya yg di pergunakaan untuk berperang melawan penjajah.( baju be wafaq/rajah yg pernah di gunakan beliau tersebut kini bisa di lihat di museum perjuangan Kalsel Waja Sampai Kaputing ”WASAKA”, Banjarmasin.)

(babatsal)atau jimat kalung  dan ikat pinggang milik seorang pejuang Kandangan dalam menumpas Belanda. Berfungsi untuk kekebalan.
Selain Benda-Benda di atas banyak Ilmu-Ilmu yang di gunakan dalam menumpas penjajah belanda, dari yg berasal dari suku pedalaman dayak maupun yang bernafas Islami melayu kalimantan, dan untalan dll.
Dalam revolusi fisik dan pertempuran Garis Demarkasi di desa karang jawa para pejuang Kandangan berhasil menumpas para penjajah belanda dan pada akhirnya belanda mendatangkan pasukan khusus mereka yang ganas yang di tarik dari Madura, dan Akhirnya dapat di tumpas. Pada akhirnya penjajah belanda mengalami kekalahan dan mendapat banyak korban di pihaknya, berkat Strategi, kegigihan dan semngat para rakyat dan para Pasukan ALRI beserta rahmat dan anugerah Tuhan pada akhirnya pada tanggal 17 Mei 1949 setelah belanda berhasil di tumpas tepatnya di desa Durian rabung kec. Padang batung yang masih wilayah demarkasi itulah tepat di bacakannya Text proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya di Bumi Kalimantan.
Dan dari dulu hingga sekarang “desa Karang Dawa” adlah desa yang tak pernah Di jajah Belanda Hingga Kemerdekaan Indonesia, Bahkan dengan segala upaya, serangan dan gempuran dari penjajah. Dan itu semua karma Kegigihan para rakyat dan tentra ALRI dari berbagai daerah di Kaliamntan Selatan yang gigih membantu dlm berperang.
Berdsarkan Sejarah dan Histori tersebut orang-orang atau rakyat kandangan cenderung kebanyakan bersifat keras hati, temperamental yang menjadi ciri khas watak rakyat Kandangan hingga Kini, bahkan mereka di kenal adalah orang-orang yang pemberani bahkan ada yg rela mempertaruhkan nyawa meraka dalam berkelahi demi harga keberaniannya.
Bahkan sampai kini Kota kandangan yg di kenal Kota ketupat dan Dodol tersebut di Identikan dengan Ilmu Kekebalan yang ada di Daerah Kalimantan selatan, bahkan kebanyakan Ilmu kebal
Di Kota Kandangan Mngunakkan untlan (minyak yg mempunyai kekuatan magis dengan cara di telan) Bahkan katanya Anak orang No.1 di jaman orde Baru “Toemi Soeharto” pernah di kabarkan pernah berguru Ilmu kebal di Kota ttsb.
“jadi, perjuangan-perjuangan merebut kemerdekaan di bumi nusantra ini juga selalu di sertai dengan Ilmu-ilmu Di luar nalar yang di wariskan oleh Leluhur kita yagn telah menjadi budaya khas orang Indonesia di seluruh nusantra, bahkan orang-orang pribumi yang tangguh seperti Sultan Hasanudin yg berjulukan ayam jago dari timur, Fatahillah, dan byk lagi yg lainnya adalah orang pribumi yang di anggap hebat oleh rang barat”.

AURA MISTIS TARI TOPENG KALIMANTAN

Email

Aura Mistis Pertunjukan Tari Topeng Tradisi Kalimantan

Topeng Bukung dari Kalimantan Tengah yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya - TIM, Jakarta Pusat, Selasa (4/12)
Pentas Tari Hudoq dari Kalimantan Timur yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya - TIM, Selasa (4/12)
Pentas Tari Hudoq dari Kalimantan Timur

Topeng tak hanya merepresentasikan sosok atau karakter manusia. Topeng pun juga bisa mewakili kehadiran hantu. Inilah yang muncul dalam pertunjukan tari Topeng Bukung dari Kalimantan Tengah, yang dipentaskan dalam program Maestro! Maestro! #7 Tari Tradisi, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Selasa (4/12) pukul 20.00 WIB.

Program Maestro! Maestro! diadakan oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta yang khusus dipersembahkan bagi para maestro tari tradisi di Indonesia. Menginjak program ketujuh ini, Maestro! Maestro pada Selasa (4/12) menampilkan tari topeng dan dilanjutkan hari Rabu (5/12) dengan mementaskan tari Gandrung Banyuwangi, Legong Bali, dan Remo Jombang.

Pada hari pertama, tampil tari Topeng Bapang dari Kalimantan Tengah yang ditampilkan oleh Bapak Cing'An, Topeng Hudoq dari Kalimantan Timur oleh Bapak Belawing Belareq, Topeng Bapang dari Jawa Timur oleh Bapak Chattam Amat Redjo, dan Topeng Bali oleh Bapak Ida Bagus Gede Mambal.

Pada hari kedua (5/12), tampil tari Gandrung Banyuwangi dari Ibu Temu Mesti, Legong Keraton oleh Ibu Ni Ketut Arini, dan Remo Jombang oleh Bapak Ali Markasan.

Saat pertunjukan pertama, penampilan mengesankan datang dari daerah Kalimantan. Baik tari Topeng Bukung dan Hudoq, menyuguhkan suasana dan rasa mistis yang berangkat dari ritual khas daerah tersebut.

Dalam tari Topeng Bukung yang malam itu ditarikan 10 orang, penonton diajak untuk memasuki upacara ritual Tiwah, yaitu ritual pengangkatan pembersihan tulang dan menyimpannya ke dalam Sandung (rumah kecil khusus untuk menyimpan tulang).

Ritual ini biasa dilakukan suku Dayak Ngaju yang memeluk agama Kaharingan yang meyakini sebelum tulang diangkat dari kubur dan dicuci sampai bersih, lalu disimpan di Sandung, arwah yang meninggal belum sampai ke Lewu Liau (surga/alam baka).

Topeng Bukung merupakan bagian dari ritual ini dan biasanya menggambarkan sekelompok hantu. Para penari mengenakan topeng yang menyerupai manusian, binatang, dan tumbuhan yang melambangkan suasana sukacita mengantarkan arwah ke alam baka.

Dalam tarian ini, dilibatkan karakter-karakter Bukung Tuan (menyerupai manusia), Bukung Metu (topeng berbagai bentuk binatang dari yang ada di udara, laut, dan air), dan Bukung Bungkus (seluruh anggota tubuh dibungkus dedaunan seperti daun pisang).

Kesan mistis dan sakral juga tampak di tari Topeng Hudoq yang ditarikan enam penari. Empat penari muncul terlebih dulu di atas panggung dengan kostum dari bahan dedaunan kering dan topeng menyerupai burung raksasa.

Di Kalimantan Timur, Hudoq ditarikan pada akhir masa tanam padi dengan harapan kesuburan lahan pertanian. Ritual Hudoq bertujuan untuk memanggil kembali segala roh kehidupan yang telah meninggalkan manusia agar kembali ke tempat yang seharusnya.

Dalam tradisinya, para penari Hudoq harus pergi keluar desa sambil mengenakan pakaian Hudoq tanpa boleh dilihat orang lain selain sesama penari. Kemudian menjelang senja, mereka kembali bersamaan memasuki kampung dan mulai menari di halaman Rumah Adat.

Dua tarian dari Kalimantan ini memperlihatkan kekayaan tradisi Indonesia yang memperlihatkan bagaimana kesenian menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat.

KISAH MISTIS AMBRUKNYA JEMBATAN TENGGARONG

 Jembatan Tenggarong


Jembatan Tenggarong yang roboh


Masih ingat kan tentang kejadian rubuhnya Jembatan Tenggarong atau yang disebut juga Jembatan Mahakam II di Kutai Kertanegara – Kalimantan Timur?


Para ahli teknis dan fisik jembatan mengatakan jembatan itu ambruk karena kurangnya perawatan dan usia bangunan yang sudah tua.


Selain berdasarkan penelitian teknis, ada juga yang melakukan penelitian secara mistis. Ahli Supranatural yang cukup terkenal di Indonesia, Ki Joko Bodo mengatakan bahwa jatuhnya jembatan itu karena kurangnya tumbal kepala kerbau saat jembatan itu dibangun.


Karena kurangnya tumbal tersebut, maka sekarang manusialah yang menjadi tumbal. Percayakah Anda?


Jembatan Tenggarong tersebut ambruk pada Sabtu (26/11/2011) sekitar pukul 16.30 WITA yang mengakibatkan 4 orang meninggal dunia dan 22 orang luka-luka.


Jembatan yang juga disebut Jembatan Kutai Kartanegara itu diduga sedang diperbaiki saat kejadian nahas terjadi. Diduga ada unsur kelalaian atau korupsi terhadap jembatan yang baru berusia 10 tahun tersebut. Padahal sejatinya jembatan itu dibuat agar bisa bertahan lebih dari 50 tahun.

MAHLUK-MAHLUK MISTIS DARI KALIMANTAN

8 Makhluk Mistis Menyeramkan Dari Kalimantan

Kalian semua jika ketemu mahluk halus atau hantu pati kalaian takut bukan takut karena sosok hantu itu di gambarkan dengan bentuk yang menyeramkan nah berikut ini ada Makhluk mahluk mistik yang menakutkan dari Kalimantan Baratapa aja itu yuk kita simak berikut ini.
 
1. Kuntilanak (Pontianak)
Kuntilanak atau Pontianak merupakan jenis hantu yang sangat umum diketahui oleh penduduk Kalimantan Barat bahkan oleh semua warga Indonesia. Hantu Pontianak sering digambarkan sebagai wujud wanitacantik yang berambut sangat panjang dan berbaju putih. Suara tertawanya seram dan kebanyakan meringkih.Lokasi diduga sering ditemukan : kuburan, pohon, rumah tua dan hutan.
 
2. Hantu jaring (hantu hujan panas)
Hantu ini muncul pada saat hujan panas. Diyakini oleh orang Kalimantan Barat sering menggangu anak kecil denga menyembunyikannya. Untuk menangkalnya biasanya dengan menyisipkan daun atau rumput di daun telinga. Lokasi diduga sering ditemukan : belakang rumah, sawah dan lapangan.
 
3. Jembalang tanah
Hantu yang berada di hutan-hutan. Diyakini sering mengganggu pejalan kaki dan mengakibatkan kaki korban bengkak tidak bisa berjalan. Lokasi diduga sering ditemukan : hutan dan lapangan.
 
4. Hantu Penanggal
Hantu ini berwujud kepala yang dilengkapi dengan organ dari leher sampai perut tetapi tanpa badan (hanya organnya saja). Mobilisasi dengan terbang menggunakan telinganya yang lebar. Sering mengganggu hewan atau manusia yang akan melahirkan serta diyakini biasanya memakan telur ayam peliharaan penduduk. Menurut cerita, hantu leak memiliki badan seperti manusia dan pada saat akan mengganggu penduduk, kepalanya beserta organ dalamnya keluar dari tubuh. Untuk membunuhnya dapat menggunakan daun jeruju atau duri dan dimasukkan ke dalam rongga tubuh yang ditinggalkan tadi. Ada juga yang mengatakan dapat dibunuh dengan memutar posisi badan yang ditinggalkannya. Lokasi diduga sering ditemukan : kandang ayam, rumah bersalin dan rumah penduduk yang akan melahirkan.
 
5. Bute
Hantu ini berwujud sapi dengan ukuran yang besar. Dapat mengganggu manusia yang masuk ke hutan, tetapi biasanya mengganggu sapi ternak penduduk yang dapat mengakibatkan kematian ternak dengan mukut yang berbuih. Lokasi diduga sering ditemukan : hutan, kebun, lapangan, semak dan kandang sapi.
 
6. Balai Seribu
Jenis hantu ini sering menggangu orang yang masuk ke hutan yang lebat. Kedatangannya ditandai dengan angin kencang. Tidak begitu jelas deskripsi atau wujudnya.Diyakini dapat menyebabkan kematian. Lokasi diduga sering ditemukan : hutan belantara.
 
7. Hantu Kambe’
Hantu kambe’ merupakan jenis hantu yang berwujud setengah kambing (binatang) dan setengah manusia. Ada yang menceritakan hantu ini memiliki badan manusia dengan rambut yang panjang dan berkaki kambing (seperti faun dalam dongeng eropa), tetapi ada juga yang meyakini hantu ini berwujud seperti kambing dengan surai yang panjang. Hntu ini bertubuh kerdil dan biasanya mengganggu kambing. Kehadirannya biasanya diikuti dengan suara kambing ribut yang diyakini disebabkan hantu ini ikut menyusu pada induk kambing. Lokasi diduga sering ditemukan : semak berlukar dan kandang kambing.
 
8. Rabing
Rabing berwujud seperti tikar yang terdapat di dalam air. Biasanya mendiami sungai-sungai yang angker dan sewaktu-waktu muncul kepermukaan. Hantu ini dapat menggulung manusia yang berenang sehinga dapat kehilangan nyawa karena lemas. Kadang-kadang juga digambarkan sebagai sosok makhluk seperti labi-labi. Lokasi diduga sering ditemukan : sungai dan danau.
Source: http://jelajahunik.blogspot.com/2011/11/8-makhluk-mistik

HEADHUNTING (NGAYAU) DAN FILOSOFINYA

SUKU DAYAK

Headhunting di kalangan etnis Dayak, khususnya Dayak Jangkang, haruslah dilihat dalam konteks. Melepaskannya dari konteks, akan keliru besar, baik dalam pemahaman maupun dalam penilaian.
Dayak bukanlah etnis terakhir di Nusantara yang mempraktikkan headhunting. Masih banyak etnis lain yang melakukannya. Secara serentak, etnis Dayak mengakhiri ngayau tahun 1894, ketika diadakan musyawarah besar adat Dayak di Tumbang Anoi yang difasilitasi kompeni.
Mewakili daerah Jangkang menghadiri musyawarah Tumbang Anoi adalah Macan Talot dari Engkarong dan Macan Natos dari Kopa. Mengapa kedua macan (temenggung) itu yang diutus, agaknya berhubungan erat dengan posisi ketemenggungan, atau pemerintahan lokal, Jangkang pada saat itu.
Ngayau zaman dulu dilakukan saat padi sedang menguning. Hasil kayauan akan dipestakan bersamaan waktunya dengan gawai (pesta panen padi). Dayak Jangkang menamakan pesta menarikan kepala musuh ini Notongk. Notongk ditarikan (sonaja) sebagai satu rangkaian dari gawai itu sendiri. Ini gambaran suasana pesta gawai di Balai Ribant tahun 1940-an, penduduk bersukaria dan berdendang di ujung kampung. Sementara di samping tempayan tuak yang siap diminum bersama dengan menggunakan siongk (bambu kecil) untuk alat penyedot.
Akhir abad 18, pemerintahan lokal Jangkang dibagi dalam tujuh ketemenggungan. Karena ketemenggungan Engkarong adalah yang paling awal –keturunan langsung atau arkais dari migran pertama dari Tampun Juah, poya tona (tanah tumpah darah) pendiri kerajaan Sanggau, Dara Nante dan Babai Cinga— maka temenggung Engkarong yang paling dituakan. Ia menjadi primus inter pares dari enam temenggung lain, yakni ketemenggungan:
1) Kopa
2) Nsanong (Ensanong)
3) Tomok
4) Ndoya (Endoya)
5) Mpurangk (Poter)
6) Soguna (Mukok)
Talot sebagai macan Engkarong bersama Natos macan Kopa ditemani controleur dari Sintang berangkat ke Tumbang Anoi. Namun, di perjalanan controleur sakit (kakinya bengkak, bagi orang Barat kaki bengkak sangat berbahaya), lalu kembali ke Sintang lagi. Dengan demikian, hanya dua macan dari Jangkang yang menghadiri musyawarah Tumbang Anoi.
Saya setuju dengan J.U. Lontaan (1975: 533-537) yang mencatat setidaknya terdapat empat motif ngayau.
Pertama, melindungi pertanian.
Kedua, mendapatkan tambahan daya (rohaniah).
Ketiga, balas dendam.
Keempat, daya tahan bagi berdirinya bangunan.
Namun, saya menambahkan satu alasan ngayau lagi.
Kelima, ngayau adalah ujud pertahanan diri melawan serangan asing. Pertahanan diri ini tidak saja pasif (menunggu), tapi juga bisa menyerang (aktif atau preventif). Jika setelah dianalisis dengan perhitungan matang suatu suku atau kelompok akan menyerang atau mengancam, sebelum didahului, maka akan mendahului.

CERITA PANGLIMA BURUNG SUKU DAYAK

Panglima Burung

Dalam masyarakat Dayak, dipercaya ada ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat agung, sakti, ksatria, dan berwibawa. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, bersinggungan dengan alam gaib. Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan. Ialah panglima perang Dayak, Panglima Burung, yang disebut Panglima oleh orang Dayak pedalaman.Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok ini, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Pangkalima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun dapat rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.
Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati.
Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Pangkalima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya.
Lalu bagaimanakah seorang Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak? Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek.Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka. Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang. Riuh rendah tak berubah menjadi ketegangan di ruang yang lingkup–yang oleh orang Dayak Ngaju disebut Danum Kaharingan Belum. Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka.
Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak.
Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu? Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis. Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis.
Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual–yang di Kalimankan Barat dinamakan Mangkuk Merah–dilakukan untuk mengumpulkan prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, mengayau–memenggal dan membawa kepala musuh. Inilah yang terjadi di kota Sampit beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota.
Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah–agama manapun–dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya. Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, itu dalam sudut pandang mereka. Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu.
Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya–entah itu balas dendam, ekonomi, kesenjangan sosial, dan lain-lain–tetap saja tidak dapat dibenarkan. Mata dibalas mata hanya akan berujung pada kebutaan bagi semuanya. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut, Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak.

CERITA ANTU GERGASI KALIMANTAN

Antu Gergasi

  Di suatu kampung yang terletak di dekat bibir Rimba belantara yang amat lebat serta tanahnya yang subur makmur dan tidak akan kekurangan segala sumber makan serta dikelilingi oleh banyak aliran sungai, hiduplah sebuah keluarga muda sepasang suami istri.
Nama kepala keluarga muda ini ialah Demong Ranjuk dan istrinya yang cantik jelita dan ketika itu sedang mengandung anaknya yang pertama. Walau tidak disebutkan namanya, istri Demong Ranjuk yang rupawan ini memiliki rambut lurus, mata bening indah, bibir merak merekah, pipinya selalu merah apabila terkena sinar matahari bagaikan kena getah kayu rengas.
   Seperti warga kampung lainya mereka juga berladang. Demong Ranjuk memiliki kegemaran berburu, maka dia memiliki banyak sekali anjing yang dipelihara untuk berburu. Anjing-anjing Demong Ranjuk ini sangat cekatan dan gesit.
Pada suatu saat istri Demong Ranjuk yang sedang hamil ini mengidam yang agak aneh yaitu dia ingin sekali makan hati pelanduk / kancil putih.
   Sudah berpuluh-puluh pelanduk didapatkan namun begitu hasilnya diperiksa hasilnya nihil karena warnanya sama seperti layaknya hati binatang lain. Demong Ranjuk selalu menenangkan hati istrinya untuk bersabar. Istrinya akhirnya tetap bersabar juga, walau ngidamnya agak aneh. Pasangan ini tidak lupa untuk selalu berdoa memohon petunjuk dari Petara ( Tuhan ) agar persoalan ini dapat di luruskan dan dijawab oleh Sang Petara. Tak lupa juga Demong Ranjuk untuk bertanya dan meminta bantuan kepada teman-teman dan tetua-tetua kampung tentang sebab musabab keanehan yang terjadi pada istrinya.
   Namun semua warga kampung menggelengkan kepala dan akhirnya menjawab tidak mengerti. Untuk menjawab segala teka-teki ini maka Demong Ranjuk sepakat dengan istrinya untuk berburu di hutan belantara dan bermalam di sana.
Pada suatu pagi yang cerah, sebelum matahari menyingsing, Demong Ranjuk telah berangkat ke hutan dengan satu harapan dapat menemukan hati pelanduk putih guna memenuhi ngidam istrinya.     Dengan perbekalan yang sangat lengkap dan anjing-anjing pilihan, Demong Ranjuk pun berjalan melintasi hutan rimba belantara yang sangat lebat untuk pergi berburu.
  Di suatu tempat yang agak lapang di bibir hutan, anjing-anjing Demong Ranjuk menyalak dengan suara yang sangat riuh ketika mereka melihat seekor babi hutan yang tua dan besar. Mendengar suara salakan anjing yang sangat ramai itu, Demong Ranjuk pun segera memberi semangat kepada anjing-anjingnya untuk terus mengepung buruannya itu. Terbersit dalam pikiran Demong Ranjuk kalau pada saat ituanjing-anjingnya sedang menyalak karena menemukan seekor pelanduk putih. Namun setelah akhirnya melihat bahwa anjing-anjing tersebut menyalak karena melihat seekor babi hutan yang sangat besar dan sudah bertaring panjang, maka Demong Ranjukpun bertekat untuk membunuh babi hutan yang sangat besar tersebut dan nantinya digunakan untuk membuat ramuan campuran daun ara bila sang istri tercinta kelak selesai bersalin.
  Demong Ranjuk kemudian menancapkan tombaknya ke arah rusuk babi besar tersebut dan babi itu pun kemudian jatuh tersungkur, namun masih hidup. Kemudian babi itu bangkit lagi dan melihat ke arah Demong Ranjuk dan ingin menyeruduk Demong Ranjuk. Karena Serangan babi ini lalu Demong Ranjuk secepat kilat mencabut parang dari sarungnya dan mengarahkan parang tersebut untuk memotong leher babi itu, namun salah sasaran. Parang Demong Ranjuk yang tajam dan besar itu mengenai akar blungkak. Dan nasib sialpun dialami olehnya, parang Demong Ranjuk itu memantul dan malah memotong kepalanya sendiri hingga putus. Kepala Demong Ranjuk yang terpotong itu kemudian terjatuh ke dalam jurang yang amat dalam. Namun tangan Demong Ranjuk terus meraba-raba untuk mencari kepalanya dan akhirnya tangan Demong Ranjuk berhasil menggapai kepala anjing berburunya yang paling besar.
   Dalam kepanikannya itu Demong Ranjuk akhirnya dengan nekat memotong kepala anjing itu hingga putus dan menancapkan kepala anjing itu ke lehernya dan keajaiban kemudian terjadi. Kepala anjing tersebut langsung menempel dilehernya dan menyatu dengan leher Demong Ranjuk. Dengan kejadian ituakhirnya Demong Ranjuk pun berubah menjadi ” Manusia yang Berkepala Anjing”.
  Karena kejadian ini Demong Ranjuk pun malu untuk pulang ke kampungnya dan bertemu dengan istri tercinta yang sedang mengadung anak pertamanya. Dia sangat malu karena kenyataan pahit yang dialami dalam hidupnya ini, memang Demong Ranjuk masih hidup seperti manusia tapi kepalanya sudah berubah menjadi kepala seekor anjing. Dengan kenyataan ini akhirnya Demong Ranjuk memilih untuk hidup mengembara dan tinggal di dalam hutan secara berpindah-pindah. Dia juga membangun pondok untuk dirinya dan anjing-anjingnya. Di setiap pondok yang dibangunnya dia menanam pohong pinang yang dulu dibawanya dari dari rumah sebagai kenang-kenangan.
  Dengan berlalunya waktu, Demong Ranjuk sudah bertahun-tahun tinggal dan mengembara di hutan dan keadaan tubuhnyapun mulai berubah. Tubuhnya ditubuhi oleh bulu merah dan rupanya menjadi semakin seram. Anjing-anjingnyapun berubah wujud menjadi burung-burung engkererek. Demong Ranjuk sekarang tidak bebrburu pada siang hari lagi akan tetapi berubah menjadi pada saat malam. Demong Ranjuk sudah berubah menjadi Antu Gergasi.
  Sepertinya dengan Demong Ranjuk, istrinyapun sudah melahirkan seorang anak laki-laki dan dan tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah. Tak terasa waktu berlalu selama 20 tahun sejak kejadian di hutan saat Demong Ranjuk pergi berburu.
Pada suatu saat Istri Demong Ranjuk terkejut saat ia mendengar pertanyyan putranya yang menanyakan tentang keberadaan bapaknya kepada sang ibu. Istri Demong Ranjuk pun tak dapat membendung air matanya karena terkenang akan suami tercintanya yang telah hilang bagai ditelan bumi. Akhirnya istri Demong Ranjuk pun menceritakan keadaan sesungguhnya kepada sang anak tentang bapaknya. Mengapa sang bapak pergi dan bagaimana sang bapak berusaha mencari hati pelanduk putih yang diidamkannya ketika si anak masih berada dalam kandungannya. Mendengar cerita itu, pada suatu hari sang anak pamit kepada ibunya untuk mencari sang bapak di dalam rimba.   Atas permintaan itu, sang ibu memberi ijin dan petunjuk tentang sang bapak. kalau sang anak melihat pohon pinag yang tumbuh di dalam hutan itulah tanda-tanda yang telah ditinggalkan oleh sang bapak di dalam rimba. Setelah itu berangkatlah sang anak ke dalam hutan untuk sanag bapak. Di dalam hutan dia menemukan banyak bekas pondok dan pohon pinang. Dari bekas pondok ke pondok dia terus menyusuri jejak sang bapak. Pada pondok ke tujuh , dia melihat pinang yang sangat lebat dan ada tanda sapa dari kejauhan. Di tempat itu sang anak melihat sesosok makhluk yang bertubuh manusia dan berbulu merah serta berkepala anjing, nalurinya menyatakan bahwa itulah sang bapak dan sang bapak juga merasakan hal yang sama terhadap anaknya. Mereka berpelukan untuk melepas rindu mereka dalam pertemuan itu.
  Tiga malam sang tinggal dalam pondok yang dibangun oleh sang bapak. Sang bapak karena keadaanya yang memilukan tidak pulang, karena dia sudah berubah menjadi Antu Gergasi. Dia hanya menitip salam untuk ibunya dan agar tetap tabah dan menerima kenyataan yang ada. Dan Sang Ayah meninggalkan pesan kepada anaknya untuk selalu diingat hingga ke anak cucunya nanti. Pesan bapak kepada sang anak, yaitu: “Bila kalian nanti sampai ke anak cucu dan turunan kalian mendengar ada orang berburu dan memanggil anjing-anjing di hutan, segeralah kalian membakar sabut pinang agar kalian tidak menjadi sasaran buruanku.”
Cerita ini menjadi mitos dalam masyarakat suku Daya’ Mualang. Hingga sampai saat ini jika oarang Daya’ Mualang bermalam di pondok dalam hutan dan mendengar suara orang berburu malam dan suara burung engkererek, maka pasti mereka akan membakar sabut pinang agar Antu gergasi pergi dan berhenti, karena dia tahu kalo mereka masih keluarga dan orang Mualang.
Namun saat ini menjadi lain suara Antu gergasi itu telah hilang dan berubah menjadi suara gemuruh buldoser yang membabat rimba untuk di sulap menjadi perkebunan sawit.

MISTERI MINYAK KUYANG KALIMANTAN

Misteri Minyak Kuyang Ilmu Hitam Kalimantan

Di tanah Borneo, minyak Kuyang atau kawiyang sangat terkenal, sampai-sampai banyak orang yang mencari benda langka ini. Selain sebagai pesugihan, minyak kuyang ini juga ditengarai dapat membuat pemiliknya awet muda dan beberapa khasiat keguanaan lainnya. Minyak Kawiyang memiliki nama berbeda disetiap wilayah Kalimantan, ada yang menyebutnya minyak kuyang, ada juga yang menamainya sebagai minyak Sumbulik

Ada cerita yang melatarbelakangi asal muasal minyak kuyang ini, ketika jaman dahulu pernah hidup seorang janda cantik dengan empat orang saudaranya, dengan nama Camariah, Dandaniah, Tambuniah dan Uraniah. Kecantikan paras wanita ini semakin lama semakin bertambah cantik, namun tidak ada satupun para lelaki yang langgeng membina rumahtangga dengan mereka. Karena setiap kali dinikahi, tak berapa lama pasti akan bercerai.
Ketika hendak meninggal dunia, datanglah 99 lelaki yang pernah menjadi suami mereka. Para suami tersebut menangis dan merasa bersalah karena telah bercerai dan meninggalkannya.
Ketika suasana sedih tersebut, ada suara gaib yang membisikkan bahwa wanita yang akan meninggal tersebut memiliki “cupu” alias guci kecil yang berisi minyak untuk dibagi-bagikan kepada 99 orang lelaki tersebut untuk “dipelihara” dan sebagai kenang-kenangan Suara gaib tersebut membisikkan juga bahwa minyak dalam guci tersebut memiliki khasiat. Setelah itu, 99 lelaki tersebut membawa minyak dalam guci kecil tersebut ke kampung mereka masing-masing dan akhirnya tersebar kemana-mana hingga kini. Minyak dalam cupu tersebut kemudian oleh penduduk dinamakan Minyak Kawiyang, Minyak Sumbulik atau Minyak Kunyang. Minyak Kuyang tersebut memiliki lima macam warna dan berbeda juga khasiatnya.
Minyak Kuyang pertama berwarna Hitam, khasiatnya untuk ilmu kebal, tahan terhadap tebasan benda tajam atau tertembak peluru musuh. Khasiat atau apuah lainnya, adalah pemiliknya dapat menghilang dengan cepat dan tanpa jejak.
Minyak Kuyang kedua berwarna merah, khasiat yang dimilikinya adalah untuk ilmu meringankan tubuh, dapat berlari cepat secepat kilat, dan dapat memanggil dan memerintahkan para jin untuk mengikuti perintah yang diberikan si empunya minyak kuyang merah ini. Minyak Kuyang ketiga berwarna Hijau, dengan khasiat dapat membuat dan mengirimkan ilmu santet, teluh, atau parangmaya kepada orang lain yang dikehendaki.
Minyak berwarna hijau ini juga dapat dipakai sebagai minyak untuk awet muda. Caranya, minyak tersebut dipoleskan di leher, kemudian leher yang telah dioles minyak kuyang ini akan terlepas dari raga pemiliknya dan terbang mencari korban untuk dihisap darahnya.Biasanya korban yang dicari adalah wanita yang akan melahirkan. Karena darah yang keluar dari proses persalinan akan mengeluarkan darah yang banyak. Kebanyakan yang belajar ilmu sesat ini adalah para wanita, yang pada siang hari, selalu melilitkan selendang atau penutup kepala pada leher mereka agar bekas olehan minyak kuyang ini tidak terlihat oleh orang lain. Dan tanda-tanda wanita dengan melilitkan selendang atau penutup kepala pada leher mereka ini masih banyak ditemukan di desa-desa di Kaltim. Orang yang memiliki ilmu Kuyang ini sangat takut dengan bau bawang merah atau bawang putih. Jika ada orang yang dicurigai memiliki ilmu kuyang ini, kupas saja bawang sebanyak-banyaknya, kemudian kulitnya dibakar. Dijamin sang pemilik ilmu hitam ini akan memohon untuk tidak mengupas dan membakar kulit bawang lagi karena air mata mereka akan bertetesan.
Jika ingin mengirimkan santet atau teluh dari jarak jauh, minyak kuyang hijau ini cukup dioleskan pada jarum, paku atau pecahan kaca, lalu diperintahkan untuk menyerang orang yang diinginkan. Jarum, paku atau pecahan kaca tersebut akan secara gaib masuk ke dalam urat nadi dan pembuluh darah orang yang akan diserang. Minyak Kuyang selanjutnya berwarna Kuning, khsiatnya untuk menundukkan hati para perempuan supaya dapat jatuh cinta dan mengikuti keinginan si pemilik minyak kuyang ini.
Caranya cukup dengan mengoleskan ke ujung jari, kemudian digosok-gosokkan ke telapak tangan, untuk selanjutnya dikenakan kepada wanita yang dimaksud. Minyak Kuyang kelima berwarna Putih, khasiatnya sebagai pelarisan alias sebagai saranan untuk mendatangkan uang secara gaib.
Caranya, uang yang hendak dibelanjakan terlebih dahulu dioleskan minyak tersebut. Ketika sudah dibelanjakan, secara gaib uang tersebut akan kembali lagi kepada pemiliknya. Agar mendapatkan uang yang banyak, biasanya uang yang telah dioleskan uang tersebut dibelanjakan untuk membeli emas. Uangnya kembali dan emasnya dapat dijual kembali.
Semua jenis minyak Kuyang tersebut dijaga oleh jin masing-masing. Konon, minyak kuyang berwarna hitam dijaga oleh jelmaan jin wanita janda. Sementara, minyak-minyak lainnya dijaga oleh jin jelmaan saudara wanita janda yang masing-masing bernama Camariah, Dandaniah, Tambuniah, dan Uraniah tersebut.Selain itu, setiap waktu tertentu, biasanya setiap tahun, minyak kuyang tersebut harus diberi “makan” berupa sesaji sesuai fungsinya masing-masing. Minyak kuyang berwarna hitam tiap tahun harus makan darah ayam hitam atau cemeni dan nasi ketan.
Minyak Kuyang berwarna merah dan hijau selalu menginginkan darah yang berasal dari jari manis manusia dan air tebu merah.
Kalau minyak kuyang berwarna putih dan yang berwarna kuning setiap waktunya akan meminta serbuk emas.
Meletakkan minyak kuyang ini pun tidak sembarangan, karena harus diletakkan dalam ruangan yang tidak terdapat cermin atau kaca dan harus ada lubang besar terbuka.
Minyak kuyang biasanya diempatkan dalam sebuah guci kecil yang dikenal dengan nama cupu. Cupu inipun bukan sembarang cupu, karena harus cupu yang “retak seribu” alias cupu yang telah berusia puluhan tahun.

MISTERI GUNUNG LIPAN KALIMANTAN

  Gunung Lipan Kalimantan

Gunung Lipan, tentu terasa aneh dan merasa heran, karena pada umumnya para pendaki dan petualang tak pernah mendengar nama itu. Memang, gunung Lipan hanya banyak di ketahui oleh yang mempunyai usia lebih dari 70 tahun keatas, bagi generasi setelahnya, tentu asing. Hanya tersisa cerita saja tentang lokasi gunung Lipan, hutan Bambangan dan tentang asal nama gunung Lipan tersebut. Dan inilah beberapa kisah misteri gunung Lipan.
Jika kamu akan melakukan perjalanan Samarinda - Balikpapan, maka kamu pasti melewati Gunung Lipan, tepatnya di pinggir Sungai Mahakam dan terdapat restoran Lipan Hills disana, dengan tanjakan yang berkelok - kelok.

Tapi tahukah bahwa Gunung Lipan sebenarnya adalah sebuah perkampungan para makhluk halus yang kebanyakan bertubuh kerdil, dan pada celah gunung terdapat sebuah air terjun yang menurut cerita sangat segar jika di minum dan dimandikan pada tubuh. Dan sesekali kita juga dapat menjumpai binatang dengan sebutan Lipan dengan ukuran 50 cm dan lebar tubuhnya hampir sama dengan daun kelapa.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAbxpn8dZdM4jS0t_x4klPr_fzaVsQze3Cxw9GsGMnxViQGDCmbqxUnsZlC9_JM6zQzV_rcCLsM2TsVmLUqvpui_6Im5ZFq75VtXi9hc61NXfgoUfDpADvzNzab0STUp1jgbbTnIxb6NE/s1600/conrit.jpg
Seperti yang diceritakan Pak Imbran seorang warga asli daerah Gunung Lipan yang saat ini telah menjadi perkampungan ramai penduduk. Menurut ceritanya, kala itu ia sedang pergi ke hutan mencari rotan, dan ketika melewati air terjun, entah dari mana asalnya, ia melihat seorang putri yang sedang terbang dan turun perlahan disebuah batu dekat air terjun tersebut.

Kemudian sang putri pun melepas selendang dan baju luarnya yang berwarna hijau gemerlap, kemudian sang putri pun mandi diair terjun tersebut. Tapi, disisi lain, ternyata selendang dan baju luar sang putri tadi, dijaga oleh puluhan lipan dengan ukuran cukup besar dan berwarna cokelat kehitam - hitaman. “Saya ingat hari itu hari Kamis dan waktu itu hujan gerimis, saya berteduh dibawah pohon bambu. “ ungkap Pak Imbran yang kini tinggal di Loa Hui kampung Harapan Baru Kelurahan Loa Janan Ilir.

Tidak hanya Lipan saja ternyata yang menghuni daerah tersebut, menurut cerita disana juga terdapat para makhluk gaib yang bertubuh kerdil dan sering berkeliaran, termasuk kerap berbaur dengan warga asli setempat.

Dan biasanya jika keberadaan mereka diketahui, maka makhluk gaib tersebut cepat sekali menghilang dan memasuki hutan dan tak pernah ada yang melihat lagi. Masyarakat yang pernah bertemu orang orang gaib tersebut, biasanya berasal dari perkampungan yang ada dihutan gunung Bambangan, tak begitu jauh dari Gunung Lipan.

Kehidupan makhluk gaib tersebut juga ternyata tak jauh beda dengan manusia, menurut sejumlah pengakuan, bahwa sang makhluk gaib juga berkeluarga ada suami, istri dan anak - anak. Makhluk tersebut terkadang tak tahan terlalu lama berbaur dengan manusia, dan mereka kerap kepanasan, apalagi dirumah manusai terdapat kitab suci Al-quran.

Tetapi pada dasarnya mereka tak pernah menggangu, bahkan mereka sering memberi bermacam - macam hadiah. Jika mereka memberi kita batu, maka batu itu bisa menjadi batu berharga seperti berlian, begitu pula jika mereka memberi buah atau kunyit. Buah atau kunyit ini bisa menjadi gumpalan emas murni.

Dulu ada beberapa anggota masyarakat yang mencoba memasuki kawasan gunung Bambangan, namun apapun yang mereka dilakukan tak pernah berhasil menemui orang orang kerdil dan gaib tersebut. Dan pertemuan bisa saja terjadi, jika orang - orang gaib tersebut menghendaki.

Almarhum Haji Umbah Ramli, seorang Kepala Kampung Harapan Baru pernah menceritakan pengalaman gaibnya. Haji Umbah mengatakan bahwa suatu hari ia pernah diundang pada acara pernikahan oleh satu keluarga di Gunung Lipan.

Undangan tersebut agak terkesan mendadak, soalnya ketika ia baru saja pulang dari Kota Samarinda, ditengah jalan ia dicegat atau dihadang dan langsung digiring menuju upacara pesta perkawinan. Sebagai seorang Kepala Kampung, tentunya Haji Umbah mengenal seluruh warga kampungnya.

Tapi kenapa pada saat itu, ia yang semula belum pernah melihat atau mengenal orang yang mengundangnya, tiba - tiba saja ia merasa seperti sudah akrab dan kenal lama dengan keluarga sang pengundang tersebut. Usai pesta tersebut, Haji Umbah kemudian diantar pulang, sampai dipinggir jalan besar yang menuju rumah haji Umbah tersebut.

Sesampainya dirumah lanjut Haji Umbah, ia baru tersadar dengan peristiwa yang baru saja ia alami. Dengan rasa penasaran tinggi, ia membawa beberapa warganya untuk kembali ketempat pesta perkawinan tersebut. Namun sayang, ketika mereka sampai ditempat dimana menurut Haji Umbah diantar oleh tuan rumah pesta yakni dipinggir jalan besar tersebut, kini Haji Umbah tak tahu dimana jalan besar dan jalan kecil yang tak jauh dari rumahnya.

Mereka hanya disuguhi pemandangan berupa hutan dan semak belukar, dan anehnya lagi, Haji Umbah dan beberapa warganya mencium harumnya aroma masakan disekeliling mereka. Setelah beberapa detik menimamti aroma tersebut, mereka dikagetkan dengan datangnya puluhan bahkan ratusan lipan dengan ukuran lumayan besar dan mengelilingi mereka. Dengan perasaan aneh bercampur takut, akhirnya Haji Umbah dan lainnya memutuskan untuk pergi dan pulang ke rumah masing - masing.

Samarinda Kota maupun Samarinda Seberang dulunya banyak cerita atau kisah - kisah misteri dan banyak terdapat daerah angker, tapi hingga kini misteri tersebut tak pernah terpecahkan keberadaannya. Adapun cerita nyata dan hal gaib yang banyak dialami warga, yakni Gunung Permandian yang telah banyak memakan korban, hingga muncul cerita adanya roh - roh gentayangan anak - anak Belanda yang dulunya terkubur disana.
Seringnya terjadi kecelakaan di gunung Lipan
Masih banyak lagi cerita atau hal - hal mistis lainnya mengenai sejarah Gunung Lipan atau lainnya di Samarinda ini. Namun seolah tak dihiraukan lagi dan pesatnya kehidupan umat manusia, sehingga misteri dan sejarah terjadinya Gunung Lipan dan lainnya hanya tinggal kenangan dan tak banyak yang dapat menceriatakan kembali secara terperinci mengenai sejarah tersebut.

Padahal dulu, setiap setahun sekali diadakan Pelas Kampung dengan memberikan sesaji, untuk mereka yang tak terlihat. Tujuannya adalah agar manusia biasa yang tinggal ditempat tersebut tidak diganggu oleh mahluk - mahluk gaib yang juga tinggal disana.

Walau demikian, sepatutnyalah para generasi muda untuk lebih mengenal dan memahami sejarah tentang asal - usul tempat atau pun nama tempat yang ada daerahnya, sama halnya dengan “Gunung Lipan”

3 SUKU DI INDONESIA YANG TERKENAL DENGAN MISTIKNYA

3 SUKU DI INDONESIA

1. Suku Dayak (Kalimantan)

Suku Dayak terkenal dengan ilmu mistis yang cukup kuat. Mistis tersebut sudah menjadi salah satu kekuatan mereka, hal tersebut bisa terdapat pada alat-alat peperangan seperti penyang, mandau, lunju dan sipet. Bahkan untuk memikat lawan jenis mereka bisa menggunakan ilmu mistis, dan pemuka adat suku inilah yang dipercaya mumpuni untuk melakukan hal tersebut.
Sebagai salah satu kekayaan Nusantara, memang dunia supranatural seperti ini tidak dapat dipandang sebelah mata, mungkin kita sering mendengar istilah mandau terbang, minyak buluh perindu dan kemampuan tokoh-tokoh dayak dalam mengisi kekebalan seseorang.



 2. Suku Asmat (Papua)

Orang Asmat  percaya akan adanya kekuatan-kekuatan magis yang kebanyakan adalah dalam bentuk tabu. Banyak hal -hal yang pantang dilakukan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, seperti dalam hal pengumpulan bahan makanan seperti sagu, penangkapan ikan, dan pemburuan binatang. Kekuatan magis ini juga dapat digunakan untuk menemukan barang yang hilang, barang curian atau pun menunjukkan si pencuri barang tersebut. Ada juga yang mempergunakan kekuatan magis ini untuk menguasai alam dan mendatangkan angin, halilintar, hujan, dan topan.

3.  Suku Kajang Amma Toa (Bulukumba, Sulawesi Selatan)

Di daerah Sulawesi Selatan, ilmu mistis atau ilmu hitam suku ini sudah sangat terkenal, bahkan telah menjadi cirri khas suku tersebut. Hal pertama yang terbersik dipikiran mereka ketika ditanya soal suku ini adalah "guna-guna". Mungkin karna image yang terlanjur melekat. Inipun wajar, sebab kepercayaan animisme masih eksis di Tana Toa (Sekalipun agama Muslim mayoritas di Kajang). Karena sudah terkenal  tentang ilmu khas Kajang tersebut, sebagian orang akan merasa was-was jika  berdekatan atau ditaksir oleh salah satu warga Kajang. Ini issue kuat dan hebat!. Kekuatan mereka memang kuat, bahkan pernah tersiar kabar bahwa mereka bisa melunakkan tengkorak kepala manusia dalam sekejab, selain itu mereka juga kebal akan benda tajam.

KISAH MISTERI DI BALIK AMBRUKNYA JEMBATAN TENGGARONG

 Jembatan Tenggarong


Jembatan Tenggarong yang roboh


Masih ingat kan tentang kejadian rubuhnya Jembatan Tenggarong atau yang disebut juga Jembatan Mahakam II di Kutai Kertanegara – Kalimantan Timur?


Para ahli teknis dan fisik jembatan mengatakan jembatan itu ambruk karena kurangnya perawatan dan usia bangunan yang sudah tua.


Selain berdasarkan penelitian teknis, ada juga yang melakukan penelitian secara mistis. Ahli Supranatural yang cukup terkenal di Indonesia, Ki Joko Bodo mengatakan bahwa jatuhnya jembatan itu karena kurangnya tumbal kepala kerbau saat jembatan itu dibangun.


Karena kurangnya tumbal tersebut, maka sekarang manusialah yang menjadi tumbal. Percayakah Anda?


Jembatan Tenggarong tersebut ambruk pada Sabtu (26/11/2011) sekitar pukul 16.30 WITA yang mengakibatkan 4 orang meninggal dunia dan 22 orang luka-luka.


Jembatan yang juga disebut Jembatan Kutai Kartanegara itu diduga sedang diperbaiki saat kejadian nahas terjadi. Diduga ada unsur kelalaian atau korupsi terhadap jembatan yang baru berusia 10 tahun tersebut. Padahal sejatinya jembatan itu dibuat agar bisa bertahan lebih dari 50 tahun.

CERITA MISTIK SUKU BANJAR

mistik di kalimantan

   Mistik adalah hal yang sangat lekat dengan kehidupan masyrakat banjar, apapun itu kadang dikait-kaitkan  dengan mistik.  aroma mistik  dihasilkan dari benda peninggalan nenek moyang, rumah, maupun lokasi-lokasi yang dianggap mistik. kesemuanya itu kadang sangat sulit untuk diangkat di logika kita, tetapi apa yang terjadi dialami oleh penulis sendiri.
Benda-benda bertuah dari peninggalan nenek moyang adalah salah satu sumber mistik yang paling menonjol dan paling populer dimasyrakat banjar, walaupun ada sumber mistik lainnya tetapi tidak begitu diekspose. benda-benda tersebut sangat beragam macamnya dan punya cara masing-masing untuk mendapatkannya. ada benda yang didapat secara tidak sengaja, ada juga yang didapat melaui mimpi,ada melaui proses yang rumit, dan ada juga yang diserahkan begitu saja.  peninggalan- peninggalan bertuah tersebut  bisa berupa keris, cincin,batu-batuan, wafaq atau jimat,cimeti, kayu-kayuan, minyak dan banyak lagi.
semua benda-benda tersebut mempunyai tuah atau keunggulan yang dipercaya oleh masyrakat banjar secara turum temurun.
Sudah menjadi tradisi benda-benda bertuah tersebut diturunkan kegenerasi-generasi berikutnya, ini dimaksudkan agar benda-benda bertuah tersebut tidak lenyap ditelan zaman.
pada masa kolonial belanda dahulu, benda-benda bertuah ini sangat sering digunakan oleh para pejuang kalimantan untuk melawan penjajah atau sekedar melindungi dirinya dari musuh, tetapi sekarang ini ada sebagian orang yang menggunakan benda-benda bertuah itu sebagai ajang unjuk kebolehan dan sebagai alat untuk adu kekuatan.
saya sempat berkomunikasi dengan seseorang yang tidak saya sebutkan namanya, dia pernah menggunakan jimat untuk melindungi rumahnya, ia bercerita bahwa pada suatu malam ada sekelompok pencuri masuk kerumahnya tetapi keesokan paginya para pencuri tersebut tetap berada di ruang tamu rumah dalam keadaan setengah pingsan. Pemilik rumah langsung menanyakan apa prihal kalian datang kemari, para pencuri menjawab, kami berniat ingin menjarah harta benda tuan tetapi saat kami ingin keluar kami terjebak dalam lautan besar dan kami berenang tetapi tidak sampai ketepian juga. inilah satu contoh walaupun masih banyak lagi conto h yang lain yang tidak bisa dinalar.
benda -benda bertuah  yang didapat secara tidak sengaja, misalnya si A lagi jalan kaki keliling rumahnya, tiba-tiba dia tersandung benda asing, biasanya berupa batu atau benda-benda kecil lainnya. nah benda inilah yang dipercayai bertuah kadang-kadang pada malam harinya akan mendapati mimpi yang aneh atau didatangi seorang raja atau putri.
benda-benda yang didapat dari mimpi, biasanya seseorang tidur dalam keadaan bersih baik lahir maupun bathin sehingga benda-benda b ertuah tersebut yang ditunggui khodam ingin berteman dengan orang itu dan keesokan paginya ditempat tidur atau ditangannya sudah ditemui benda-benda ghaib tersebut.
benda-benda yang didapat dari proses tertentu seperti bertapa, puasa atau pun sebainya. beruntung saya menemui seseorang yang pernah menyaksikan langsung proses pembuatan atau menjadikan diri menjadi kebal. kita sebut saja anto dia bercerita kepada saya, pada suatu waktu dia dan temannya pergi kesebuah kampung yang terkenal akan pembuatan jimat-jimat.kampung itu terletak sangat jauh sekali dari pusat kota , sehinnga diperlukan waktu berjam-jam untuk menempuhnya.sesampai ditempat tujuan anto dan temannya tadi mendapati sebuah rumah gubuk peyot yang didalamnya berpenghuni seorang nenek sangat tua, tetapi gurat-gurat kemistisannya masih bisa terlihat denga jelas sekali. nenek itu menyambut dengan sedikit tersenyum, tetapi dari matanya kira-kira dia sudah tau meksud kedatangan dua orang pemuda kerumahnya, tidak lain tidak bukan pasti untuk kegiatan yang musyrik. tanpa basa-basi nenek tersebut memberikan penawaran kepada dua pemua tersebut,nenek berkata,”siapa yang duluan?”tetapi anto dan temannya bungkam, mereka diam seribu bahasa karena mereka dibawa kesebuah kubangan lumpur yang sangat berbau busuk sekali, mungkin terbuat dari bangkai hewan-hewan. Nyali anto pun ciut saat melihat kubangan itu, tetapi tidak untuk temannya, dia msih kelihatan tegar walaupun sesekali gemetar. teman anto tadi bersiap untuk menjadi yang pertama yang mandi dilumpur tersebut. ini adalah sebagian prosesi untuk mendapatkan kekebelan, nenek tersebut menjelaskan. sesaat kemudian teman anto tadi masuk kedalam kubangan tersebut hayna dengan celana dalam, sungguh bisa dibayangkan bagaimana jijiknya berada didalam sana. teman anto tadi diminta untuk menyelamkan dirinya beberapa menit untuk mencari sebuah benda yang tertanam didalam kubangan lumpur tersebut. sekitar sepuluh menit didalam kubangan lumpur tersebut, teman anto tadipun berhasul menemukan benda yang bentuknya aneh seperti bulu, nah bulu itulah yang dapat dijadikan ajimat untuk kedigjayaan bagi orang-orang yang sesat. setelah prosesi tersebut teman anto tadi pun keluar dengan bau yang sangat menyengat. tetapi bau itu tidak sama sekali mengaggnu tekad teman anto untuk menjadi jagoan yang tahan tembak.
setelah membersihkan diri anto dan temannya pun keluar, tentunya sudah memberikan uang kepada nenek tersebut yang tidak begitu besar angka nominalnya

KISAH INSIDEN TENGGARONG

Insiden Tenggarong
Sejarah mencatat adanya peperangan antara Kesultanan Kutai Kartanegara melawan kaum penjajah (Inggris dan Belanda). Dikisahkan, pada tahun 1844, 2 buah kapal dagang pimpinan James Erskine Murray asal Inggris memasuki perairan Tenggarong. Murray datang ke Kutai untuk berdagang dan meminta sebidang tanah guna mendirikan pos dagang serta hak transportasi kapal di perairan Mahakam. Tetapi Raja Kutai, Sultan A.M. Salehuddin, mengizinkan Murray berdagang hanya di wilayah Samarinda.
Murray kecewa dan marah dengan tawaran Sultan. Setelah beberapa hari di perairan Tenggarong, Murray melepaskan tembakan meriam ke arah istana. Tindakan ini dibalas pasukan Kesultanan Kutai. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Armada pimpinan Murray akhirnya kalah dan melarikan diri menuju laut. Sebuah kapal berhasil ditenggelamkan. Dalam pertempuran itu, James Erskine Murray terbunuh.
Insiden di Tenggarong ini sampai ke pihak Pemerintah Inggris. Sebenarnya Inggris hendak melakukan serangan balasan, namun ditanggapi pihak Belanda yang menganggap Kutai bagian dari wilayah jajahannya. Belanda berniat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan caranya sendiri.
Kemudian Belanda mengirimkan armadanya dibawah komando De Hooft dengan membawa persenjataan lengkap. Setibanya di Tenggarong, armada De Hooft langsung menyerang istana Sultan Kutai.
Sultan A.M. Salehuddin pun diungsikan ke Kota Bangun. Panglima perang Kesultanan Kutai, Awang Long gelar Pangeran Senopati bersama pasukannya dengan gagah berani bertempur melawan armada De Hooft untuk mempertahankan kehormatan Kesultanan. Tetapi Awang Long gugur dalam pertempuran tersebut dan Kesultanan Kutai Kartanegara akhirnya kalah.
Pada tanggal 11 Oktober 1844, Sultan A.M. Salehuddin dengan sangat terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda yang menyatakan Sultan mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah jajahan di Kalimantan. Ketika itu diwakili seorang Residen yang berkedudukan di Banjarmasin.

MISTIK PULAU KUMALA

 PULAU KUMALA









Pulau Kumala terletak di tengah sungai Mahakam. Merupakan taman rekreasi perpaduan teknologi modern dan budaya tradisional. Pulau seluas 81,727 ha ini sudah dilengkapi beberapa fasilitas seperti sky tower setinggi 100 meter dan kereta gantung yang menghubungkan dengan wilayah seberang sungai Mahakam. Pulau Kumala juga dilengkapi hotel dan cottage.

Sebelum dibangun menjadi taman wisata, pulau itu hanyalah sebuah hutan di tengah sungai yang ditumbuhi tanaman liar, pepohonan lebat dan binatang-binatang liar. Apabila sungai Mahakam meluap, pulau ini kerap tenggelam.

Hal yang mendasari ide pembuatan Pulau Kumala tersebut antara lain, terjadinya pendangkalan muara sungai Tenggarong dan harus dikeruk agar kapal yang melewati sungai Mahakam tidak kandas. Hasil kerukan tersebutlah yang dijadikan material utama penimbunan Pulau Kumala yang berawa akibat naiknya permukaan air.
Pembangunan Pulau Kumala itu sendiri ditangani kontraktor lokal dengan konsultan dari Jakarta. Pembangunannya diawali dengan pengerukan yang menggunakan material pasir sebanyak 1.5 juta meter kubik.
Langkah berikutnya adalah pemasangan turap pada sekeliling tepian Pulau Kumala. Sehingga luas areal Pulau Kumala yang semula 76 ha, setelah penurapan menjadi 81,727 ha. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan jalan dan pemasangan listrik.
Pulau Kumala dibuka pada bulan September 2002, bersamaan pesta perayaan Erau. Selanjutnya dibangun pula kereta gantung, lamin mancong (rumah panjang: rumah adat Dayak), lamin wahau, lamin beyoq, air mancur, sky tower, rumah puja, patung lembusuana, hotel serta gerbang utama. Untuk memasuki area taman rekreasi, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 2.000 untuk sekali masuk, sementara untuk menikmati wahana yang berada di taman rekreasi ini tarifnya bervariasi antara Rp 1.500 s/d Rp 10.000 untuk satu permainan. Ada sekitar sepuluh sarana permainan yang bisa dinikmati, seperti jet clotser, bombom car, komedi putar dan gocart.
Sekitar bulan Juli tahun 2007 lalu, Misteri berkunjung ke Pulau Kumala. Sambil menikmati keindahannya, tidak lupa Misteri mencari tahu jejak mistis pulau buatan ini.
Seorang pekerja proyek yang Misteri jumpai mengungkapkan, dirinya pernah melihat penampakan di sekitar cottage. Menurutnya, penampakan makhluk besar sejenis genderuwo sering terlihat di sana.
“Saya melihat makhluk tinggi besar dan hitam di dekat cottage,” katanya kepada Misteri.
Lebih jauh dia mengatakan, malam itu dia bermaksud ke cottage menemui temannya. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat melihat sosok tinggi besar berada diantara kerimbunan pohon. Karuan saja dia lari tunggang langgang.
“Makhluk genderuwo itu bukan saya saja yang pernah melihatnya. Pengunjung juga sering melihatnya,” lanjutnya.
Sementara seorang pekerja proyek lainnya mengaku melihat sosok perempuan cantik di turap tidak jauh dari gerbang masuk.
“Perempuan itu duduk sendirian di turap,” ujarnya mengenang. “Saya menduga dia pengunjung pulau ini. Ketika saya mendekatinya, ternyata malah menghilang,” katanya lagi.
Dalam kunjungan ke Pulau Kumala ini, Misteri ditemani seorang rekan yang dipanggil Julag. Dia adalah koordinator perahu ketinting (perahu motor kecil) yang biasa digunakan untuk membawa wisatawan ke Pulau Kumala. Julag mengaku sering mendengar cerita-cerita mistik.
“Maklumlah, jauh sebelum adanya tempat wisata ini, Pulau Kumala memang menjadi hunian gaib,” ujarnya kepada Misteri. Menurut Julag, beberapa tahun lalu ada seseorang mengalami peristiwa yang tergolong aneh di sini.
Dikisahkan, pria bernama Amir itu biasa berkebun di Pulau Kumala. Suatu hari, ketika sedang sibuk mengurusi kebunnya, tiba-tiba Amir melihat sebuah goa. Sebelumnya, dia tidak pernah menjumpai goa di pulau ini.
Dengan perasaan heran bercampur takut, Amir pun memasuki goa tersebut. Sesampainya di dalam goa, entah kenapa, dia merasa seolah-olah berada di dalam kabin kapal. Di dalamnya terdapat lorong, palka, ruang mesin dan kamar-kamar. Dalam keremangan cahaya, Amir terus saja melangkah diantara lorong dan kamar-kamar tersebut. Beberapa saat kemudian, dia terkejut mendengar suara-suara orang berbicara di salah satu sudut kamar. Bahasanya terdengar asing.
Kemudian Amir memberanikan diri mengetuk pintu kamar tersebut. Tetapi tidak ada jawaban. Dia pun mencoba membukanya.
Amir tersentak kaget melihat sosok yang ada di dalamnya. Tampak 3-4 orang pria berwajah bule mengenakan pakaian mirip seragam sedang berbincang di kamar itu. Mereka lalu menatap Amir dengan tatapan hampa. Tiba-tiba, salah seorang diantara pria itu menyapa Amir.
“Mari sini. Silahkan masuk,” kata pria asing itu dengan suara lembut sambil melambaikan tangan.
Amir menghampiri dan duduk diantara mereka. Selanjutnya, 3 atau 4 orang itu kembali berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti. Sementara Amir hanya diam saja sambil memperhatikan. Dalam penglihatan Amir, wajah dan postur orang-orang itu mirip orang asing, mungkin Eropa. Tetapi mengapa mereka ada di sini? Pikir Amir.
Anehnya lagi, mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran Amir. Manusia-manusia tak dikenal itu membiarkan saja dirinya diam terpaku.
Entah berapa lama Amir berada diantara mereka, tiba-tiba saja matanya terasa berat. Dia pun tertidur. Amir baru terbangun karena ada temannya yang membangunkan.
“Ternyata Amir terbaring tidur di dekat kebunnya. Tapi temannya itu tidak curiga sedikitpun,” kata Julag mengakhiri ceritanya. Menurut Julag, saat Amir menceritakan pengalamannya di goa tadi, nyaris tidak ada yang percaya. Padahal Amir merasa yakin berada di dalam sebuah kapal asing. Bahkan dia bisa menceritakan secara detail isi kapal tersebut. Mungkinkah itu kapal yang pernah tenggelam beberapa ratus tahun lalu?
Begitu lamanya kapal itu tenggelam, hingga tertutup tanah yang berasal dari hulu sungai Mahakam. Ratusan tahun kemudian, karena berada dekat muara, kapal karam itu tentulah tertutup tanah yang kemudian membentuk menjadi Pulau Kumala
Kisah tersebut tentu saja sulit dibuktikan kebenarannya. Tapi begitulah cerita yang Misteri dapatkan.

PELET KALIMANTAN

Mengenal Pelet Kalimantan dan penanggulangannya

1/ Pelet nyi sari bulu perindu <agak sangat hitam> ,yaitu :
Pelet ini berfungsi untuk mengendam / hipnotis seseorang kepada kita.yang utama untuk memaksakan kehendak kita kepada si target .untuk mengacaukan PIL / WIL sehingga target yang udah berhubungan sex dgn kita akan inget selalu kita tapi si target lupa memberikan kebutuhan biologis sex.maka kemaluannya pria akan hilang otomatis hampir mirip dengan santet Banyuwangi campur dengan gendam Yogya.berhati-hatilah pelet ini khusus untuk wanita saja....kalau ndk salah bahan medianya ayam hitam saja lalu di sembelih lehernya si ayahm hitamnya untuk ritualnya khusus.

Kelemahannya :
Di hancurkan dengan doa asmaul husna atau doa nya langsung dari nyisari bulu perindu.

2/ Pelet Pelintir merica <PPM> ,gol putih
Pelet ini berfungsi untuk wanita langsung orgasme setelah kita membaca mantra khusus dari tanah Dayak KALIMANTAN sambil melintir-melintir merica.maka wanita yang di targetkan akan orgasme lgsng / terangsang.pernah saya coba di SMK dulu mengerjain guru wanita saya untuk melinitr merica kalau ndk merica medianya bisa diganti lombok merah kecil.....
khusus pria / kaum Adam.


Kelemahaannnya :
dengan singkep kertas yang udah di tulis Ayat Kursi di taruh di dalam dompet.

3/ Pelet penghancur sukma
Pelet ini berfungsi untuk menembus hati dan jiwanya si target supaya mau dengan kita dengan medianya hanya cukup FOTO saja.pelet dayak sangat Putih.

Kelemahannya :
Foto dibaca-bacain doa rapalan macan putih seperti yang ada diatas seperti begini "YaAllohMuhhamadarosululah ,Ya aku macan putih ,macan Putih ono nang ragaku ,ya Aku Macan Putih ,Yo aku macane Alloh lan macane Muhamaddarasolulah saiki mlebu nang ragaku,amin yah Robbal al Amin.dibaca dalam hati diarahkan ke hatinya target yang telah tergendam/hipnotis syarat baca doa macan putih setelah puasa 40 hari 40 malam berbuka puasa hanya dengan NAsi Putih,krupuk Sunda yang berwarna putih,minum Air putih Insyaalah Jin Putih aliran Jin Muslim Jin macan Putih akan menjaga sodara dan seluruh keluarga sodara bersama kekasih sodara yang terkena ilmu hitam.

KISAH MISTIK SUKU PEDALAMAN KALIMANTAN

Mistis Suku Pedalaman Kalimantan


 Pangeran Burung Suku Dayak


  Hai kawan ada cerita yang patut kita simak, yang berasal dari salah satu suku dayak yang berada di pedalaman kalimantan. Dia adalah seorang pangeran. Dia sangat misterius artinya dibilang ada ya gak pernah kita lihat dengan bentuk fisik yang  nyata. Kalau dibilang gak ada, tapi beritanya dari pengakuan mereka memang ada. Wah seru ni, siapa dia ya...  tentunya dia adalah orang yang  berilmu kadigdayan tinggi. Dia bisa berbentuk dan berubah apa saja sesuai dengan situasi nya. Dia adalah Pangeran Burung  dari Suku Dayak.
Sekarang kita ke misteri yang satu ini dulu ya kawan, o..ya mengenai foto panglima burung yang di atas, itu palsu  lho.. hany rekayasa saja,  merupakan editan aja sesuai dengan imajinasi  mereka yang ngedit. memang dasar tukang ngedit. nggak apa apa kan? okey langsung aja ya.

 Pangeran Burung Suku Dayak
Dalam masyarakat Dayak, dipercaya ada suatu makhluk yang disebut-sebut sangat Agung, Sakti, Ksatria, dan Berwibawa yang menjadi panutan dan juga sebagai pengayom. Sosok tersebut konon menghuni gunung di pedalaman Kalimantan, dan sosok tersebut selalu bersinggungan dengan alam gaib. Kemudian sosok yang sangat di dewakan tersebut oleh orang dayak dianggap sebagai Pemimpin spiritual, panglima perang, guru, dan tetua yang diagungkan. Ialah panglima perang Dayak, Panglima Burung, yang disebut Pangkalima oleh orang Dayak pedalaman.
 
Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok ini, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.